Pantun Perpisahan – Perpisahan merupakan hal yang mampu mengundang air mata, bagi sebagian orang perpisahan adalah awal kesedihan panjang. Terpisah oleh jarak adalah suatu pilihan yang berat, menyimpan rindu akan pertemuan adalah beban yang teramat.
Pantun Perpisahan adalah salah satu media untuk mencurahkan bagaimana beratnya perpisahan terlebih jika terpisah oleh kematian. Pantun perpisahan menyimpan makna akan sebuah perpisahan.
Berikut contoh pantun perpisahan yang sangat mendalam.
Pantun Perpisahan Bagi Pasangan

Yakinkan Hatimu Sayang
Indah dipandang cantik paras seorang putri
Elok wajah bibir merekah semerah strawberry
Berjabat tangan kita berdua mematri janji
Ingat kataku aku pergi pasti kembali
Mulia hati dermawan watak seorang ratu
Anggun perkasa bagaikan tegak gunung merbabu
Meski jauh jarak antara kau dan aku
Satu kata yang memastikan kita satu adalah rindu
Menari indah semua rakyat berpesta pora dihari sabtu
Mereka tertawa lepas indah dipandang pakaian baru
Jangan lagi kau panik semesta raya memihak padaku
Waktu mengatur dengan rinci agar kita bisa bertemu
Tak Perlu Lebih Banyak Waktu
Duduk melamun meratap termenung sendiri
Gelap malam tak akan membuat takut lagi
Cukup sudah kisah yang telah terjadi
Mengenang hanya menyisakan sesal tiada arti
Bintang cerah menyinari fokus pandang duri
Mendekat jangan kau akan langsung terluka
Anggap saja kau dan aku adalah mimpi
Cinta abadi tidak memihak kepada hati kita
Tajam Duri memberikan perih menyayat rasa
Tergugah sadar kembali dalam alam nyata
Berbeda watak bukan alasan utama
Cinta kita tak dapat bertahan lebih lama
Ketuk Palu Di Meja Hakim
Menarik mata mencolok merah buah cery
Tumbuh dikebun sendiri tak lagi susah dicari
Seakan waktu kita tak lagi memiliki arti
Tawa yang pernah terbagi telah menjadi benci
Rukun bersama banyak bunga-bunga berwarna
Menyejukkan meski yang melihat dari ratusan meter disana
Cinta tumbuh dalam kisaran waktu yang lama
Cinta habis terbakar hanya karena hijau rumput tetangga
Pepohonan tegak berdiri musim berubah
Segar alam mampu hadirkan keindahan pengusir rasa kantuk
Sudah berakhir akhir kan saja
Tak perlu sesal dan air mata rayakan keputusan terbentuk
Baca Juga : Pantun Jenaka Lucu dan Menggemaskan
Hari Terakhir Perjumpaan
Pergi berlibur ke pantai memancing cumi
Pantai membeku tertutup oleh salju
Bertahun kita bagaikan sepasang sejati
Taklukkan waktu menjinakkan rindu
Bergegas menuju bukit secara beramai-ramai
Derap langkah kaki diselingi oleh kerasnya tawa
Dibawah terik matahari kau mampu hadirkan badai
Panas terganti dengan badai air mata seketika
Langkah tertentu terlihat pintu masuk ke hutan
Waspada Selalu mengingat kan bahaya serangan macan
Tak ku sadar kelulusan adalah hari perpisahan
Cintaku kau tolak kau bilang kita hanya sebatas teman
Pelangi yang tercipta sebentar namun indah
Gelap menyiarkan banyak hal termasuk bayang-bayang
Jangan kau pikir semua ini adalah mudah
Terjebak dalam permainan yang kau ciptakan sayang
Langit cerah ijinkan burung bebas menari-nari
Nyanyian langit pun mengijinkan hujan ikut bernyanyi
Ketika kau tak lagi mampu mastikan kanan dan kiri
Tegas kuputuskan lebih baik cinta kita segera diakhiri
Terik matahari terkadang datang bertamu
Berbagi waktu perebutkan tahta langit biru
Pemborosan waktu aku tetap berada disisimu
Cintaku berganti benci karena kebingunganmu
Kerajaan langit mempunyai tentara pengawal kuat
Berjaga mereka dari serangan ganas musuh hitamku
Langkah salah mengikuti kau yang tersesat
Biarkan aku sendiri memilih ruteku tanpa dirimu
Pantun Perpisahan Karena Kematian

Batu nisan benteng tak tertembus
Mengikuti lomba marathon jangan lupa bersepatu
Perlu banjir menyisakan noda bersih di sepatu
Tak lagi kau ijinkan aku basuh lemah kakimu
Berbalas budi betapa baiknya dulu kau merawat aku
Pita putus tandakan peserta favorit ku
Tepuk tangan meriah telah mampu pecahkan sunyi
Tubuh lemah itu sekarang terbujur kaku
Senyuman indah milikmu telah abadi tersembunyi
Aroma berbaur kemenangan juga gambaran kekalahan
Air mata dan tawa mengambil sisi lapangan bergantian
Kepergian selalu sisakan rindu tiada tersalurkan
Membeku bersama waktu yang tak bisa dikembalikan
Terlahir Kembali Sebagai Bunga Duka
Rintik hujan jika percaya akan jadi samudera
Air tergenang mampu tenggelamkan dunia
Jika hidup berikan aku kesempatan kedua
Aku akan memilih terlahir sebagai bunga duka
Sembunyikan ganas tenang rata dipermukaan
Menyimpan kekayaan besar jutaan jenis ikan
Abadi temani saat terakhir kau di pembaringan
Haram kuat mencoba hilangkan sisa tangisan
Pulau rindu memaksa tekad menyebrangi
Berenang bersama pindahan jutaan kura-kura
Bunga duka didampingi kau disetiap prosesi
Terkenang dekat bersama mengantar kau ke syurga
Kabur Kenangan Bersama Rintik Hujan
Menuju parade ratusan penari ciptakan tepuk tangan
Penonton berbondong-bondong berlari mendekati mereka
Gerimis memaksa aku melepaskan tanganmu hilang
Entah mengapa aku kau tinggal sendiri begitu saja
Alunan musik seolah mengatur gerakan luwes selendang
Terpesona oleh rasa kagum menuai banyak pujian
Laju pesat kendaraan itu sirnakan pula jiwamu terbang
Menembus langit naik terus menuju keabadian
Penari-penari lincah tersenyum bahagia
Membius penonton lupa mereka punya duka lara
Jalan ini membuat kita terpisah lama
Untuk suatu saat aku menyusulmu ke dunia berbeda
Pantun Perpisahan Cinta Tak Direstui

Menyembuhkan patah hati
Kecil bocah cepat ia pergi berlari
Menanjak jalan arah ia menuju sebuah gua
Baiknya memang cukup kita akhiri
Ikatan cinta demi cinta yang lebih mulia
Dalam tenang gunung tumbuhlah kayu sendiri
Iya kokoh berdiri kuat ia sebatang mahoni
Kepada hati kumohon kau mengampuni
Janji itu ku tarik dengan rasa berat hati
Lama ku tunggu tak pernah kulihat buah nya
Nyaman aku berteduh berlindung kepadanya
Kepada orang tua aku sangat cinta
Kepadamu semoga kau tak akan terluka
Nyanyian Kebencian Mulai Merdu
Desa hijau dengan luasnya sawah-sawah
Subur benih tumbuh adalah jawaban doa
Tentang benci aku memohon ampunkanlah
Rasa rindu yang akan datang pudar kan saja
Sejuk udara baik dari selatan atau utara
Berternak makmur hewan sehat semua
Aku lihat kau pesona begitu sempurna
Bapakku merasa aku harus dipeluknya
Pantai terlihat lengkap dengan nyiur nyanyian pulau kelapa
Merdu hilangkan derita setiap jiwa jutaan luka dan duka lara
Ku relakan kau menjadi ayah meski aku bukan jadi ibunya
Kisah yang harus aku akhiri dengan ikhlas meski luka itu ada
Kokoh Bagai Tembok Di China
Nyenyak bocah tertidur dibawah payudara emaknya
Menatap wajah Damai itu bebas sang ibu memanjatkan doa
Mengakhiri ini semua kurasa tepat untuk kita
Berhenti berpura-pura bahwa bahagia itu tanpa celah
Permohonan menjelma menjadi mantera
Berbisik mengkode kepada alam semesta raya
Pemisah yang semakin lebar terbuka
Cinta kita berjalan tanpa restu orang-tua
Keajaiban akan tercipta saat percaya
Langit menjaga kalimat mulia menembus dinding tabu
Akhir ini jadikanlah indah untuk kita
Memaafkan setiap kenangan membuka lembaran baru
Pantun Perpisahan Lucu
Tak usahlah main ke rumah
Main saja ke telaga
Hancur badan dikandung tanah
Budi kusanjung ku ingat jua
Jalan-jalan ke padang
Pergi bersama dengan yugi
Doakan saya berumur panjang
Supaya kita berjumpa lagi
Takut adinda bertemu badak
Lebih takut bertemu biaya juga
Bercerai kasih bertapak tidak
Seribu tahun kembali juga
Sudi bertemu berpalingan jangan
Mencari sebuah gerigi
Ada dimana bang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi
Makan-makan didalam saung
Makan roti pakai selai
Hari ini kita berkampung
Hari besok kita bercerai
Pergi menjauh menuju ladang
Boleh juga kita sekalian mandi
Kalau dikasih umur panjang
InsyaAllah cepat bertemu lagi
Nonton timnas selalu seri
Akhirnya Cuma bisa rebahan
Atas hubungan kerja serta bantuan yang kalian beri
Puji syukur terimakasih saya ucapkan
Suka sekali dengan warna ungu
Ditatah berlian batu bermutu
Kebiasaan Melayu menyongsong tamu
Hampar kan tikar lebarkan pintu
Air bercucuran mengalir
Teduh sekali di ujung pohon
Sambutlah salam pesan terakhir
Kesalahan harap dimaafkan saya mohon
Batang mawar penuh duri
Hati-hati kena duri lagi
Pantun dikarang melepas diri
Entahkan apalagi bersua lagi
Pantun Perpisahan Sahabat
Jangan pergi lama-lama
Nanti tak pulang sudah
Suka duka dilewati bersama
Menjadi kenangan amat indah
Malam-malam ronda berjaga
Ada buah tolong dijaga
Meskipun akan berpisah raga
Tetapi tetap bersatu dalam jiwa
Pohon-pohon dihutan lebat
Jadilah manusia yang suka bertobat
Terimakasih wahai sahabat
Kebersamaan ini amatlah hebat
Ada seorang sedang bertamu
Ibu buatkan satu gelas jamu
Betapa banyak jasa-jasa mu
Tak terhitung kebaikanmu
Ada beberapa roti dinampan
Makan bersama seorang jamu
Jika ada salah mohon dimaafkan
Jangan disimpan dalam dada
Di sejarah ada prasasti
Juga ada sebuah candi
Kadang lisan ini menyakiti
Kemaafan mu yang aku nanti
Saudara datang dari jauh
Pulang kesini lama tak terasa
Sebelum kita berpisah jauh
Bersihkan hati dari segala dosa
Hujan-hujan baju basah
Takut petir juga gempa
Hari ini kita berpisah
Esok moga kembali berjumpa
Lagu padi kasih tak sampai
Didengar sungguh enaknya
Cita-cita mesti digapai
Agar hidup tentram bahagia
Beli perlengkapan sekolah baru
Ingin ini itu tapi boros tangan
Bila berjumpa kawan baru
Teman lama jangan dilupakan
Pantun Perpisahan Kerja
Pohon-pohon sungguh lebat
Anak nakal mari bertobat
Terimakasih rekan kerja hebat
Bagimu lembur menyenangkan kok aku sambat
Jalan-jalan tak sampai-sampai
Lambat sekali mobil jalannya
Pekerjaan barumu harus selesai
Agar nantinya tentram bahagia
Putih-putih bunga melati
Melati dibawa menuju peti
Janganlah dikau bersedih hati
Walau perpisahan harus menghampiri
Pak tani pergi ke tepi sawah
Sungguh elok disamping batu
Walaupun kita berpisah
Janganlah pernah kau lupakan aku
Disuruh pergi tangan gemetar
Akhirnya balik ke dalam rumah
Memang perpisahan hanya tinggal sebentar
Jadikan ini sebagai kenangan
Pergi jauh ke balikpapan
Pulang-pulang bawa rambutan
Teruslah maju rekan untuk masa depan
Perpisahan hari ini bukanlah sebuah hambatan
Pergi ke warung banyak yang dimakan
3 bakwan sekali telan
Sebenernya berat hati dikatakan
Kuucapkan selamat tinggal wahai kawan
Manis sekali buah rambutan
Dimakan secara perlahan
Apabila ada sebuah pertemuan
Tentunya ada juga perpisahan
Pergi main ke gramedia
Membaca buku sejarah bung hatta
Perpisahan ini sangat tak kusangka
Hingga aku kini meneteskan air mata
Pantun Perpisahan Guru
Ada ikan sapu-sapu
Didekatnya nyamuk memelas
Selamat melaksanakan tugas di tempat baru
Doa kami semoga guru selalu sukses
Sudah sore jalan-jalan
Rapi sekali mencari sensasi
Dengan berat hati kami lepaskan
Semoga guru tak lupa pada kami
Kuat lemari menggunakan kayu jati
Tempat rak juga menyimpan buku
Teriring doa tulus dari kami
Semoga guru betah disekolah baru
Berjejeran digerbang sampah
Rupanya banyak tumpukan batu
Secara raga memang kita berpisah
Namun jiwa kami tetap ingat bu guru
Beli mobil mereknya sedan
Semoga ibu suka mobil baru
Perpisahan memang menyakitkan
Sampai jumpa wahai guruku
Banyak sekali pencemaran tanah
Sawah bapak ditanami padi
Walau kita hari ini berpisah
Semoga bisa berjumpa lagi
Sungguh enak makanan dirasa
Apalagi makanan di piring sewu
Perpisahan bukanlah akhir segalanya
Semoga pak guru ingat kepada muridmu
Mendaki ke gunung semeru
Mencari sumber mata air
Doa dan harapanku pada pak guru
Semoga selalu sukses dalam berkarir
Pergi ke pantai di pulau bali
Pantai indah lautnya biru
Terimalah sedikit hadiah kami
Sebagai pengingat kami adalah muridmu
Di aquarium ada ikan pari
Ada juga ikan hiu
Semua kenangan disekolah ini
Menjadi hal tak terlupa bagi pak guru
Demikian lah contoh-contoh pantun perpisahan yang sangat menyentuh hati. Semoga dengan pantun perpisahan kita mudah dalam mengungkapkan berapa rumitnya perpisahan dan beratnya rindu.
Semoga bermanfaat dan selalu dalam lindungan-Nya.